Memahami Strategi
System pengendalian manajemen
merupakan alat untuk meengimplementasikan strategi. Tiap organisasi memiliki
strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat
strategi spesifik. Strategi yang memerlukan prioritas tugas berbeda, factor
penentu keberhasilan berbeda, dan keterampilan, perspektif, dan perilaku yang
berbeda pula. Oleh karena itu, yang seharusnya diperhatikan dalam desain system
pengendalian adalah apakah perilaku yang didorong oleh system tersebut
merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.
Strategi adalah rencana-rencana
untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tingkatan strategi-strategi dalam
suatu organisasi yaitu; tingkat korporat atau perusahaan dan tingkat unit
bisnis. Strategi menyediakan konteks luas dimana seseorang dapat mengevaluasi
optimalitas unsure-unsur system manajemen.
A. Tujuan
Meskipun sering mengacu pada apa
yang disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan,
pada hakikatnya perusahaan adalah
satuan artificial yang tidak memiliki pikiran maupun kemampuan mengambil
keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen
puncak (chief executive officer ̶ CEO) perusahaan yang bersangkutan, dengan
mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya, dan
biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Tujuan-tujuan
perusahaan biasanya dirancang oleh para
pendirinya serta berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya.
Profitabilitas
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan
laba biasanya merupakan tujuan yang paling penting, profitabilitas dinyatakan
dalam arti dan konsep yang paling luas melalui persamaan yang merupkan hasil
dari dua rasio.
Contohnya
:
Rasio
pertama dalam perhitungan ini disebut persentase
margin laba (profit margin percentage):
($10.000
- $9.500) / $10.000 = 5%
Rasio
kedua merupakan perputaran investasi (investment
turnover – ITO
$10.000 / $4.000 = 2,5 kali
Produk dari dua rasio ini adalah
pengembalian atas presentasi (return on
investment – ROI) : 5% x 2,5 kali = 12,5 %. ROI ini diperoleh dengan
membagi laba (yaitu, pendapatn dikurangi beban) dengan investasi, akan tetapi
metode ini mencakup dua komponen utama, yakni ; margin laba dan perputaran
investasi.
“Profitabilitas” mengacu pada laba
dalam jangka panjang, buka laba kuartal atau tahun berjalan. Banyak pengeluaran
dalam periode berjalanmengurangi laba saat ini namun meningkatkan laba jangka
panjang.
Memaksimalkan Nilai Pemegang
Saham
Pada
tahum 1980-an dan 1990-an, istilah “nilai pemegang saham” (shareholder value) sering muncul dalam literature bisnis. Konsepnya
adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah
memaksimalkan nilai pemegang saham. Meskipun arti istilah itu sendiri tidaklah
terlalu jelas, mungkin hal tersebut mengacu pada harga pasar saham perusahaan.
Akan tetapi, diyakini bahwa mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang
lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan.
Dengan penolakan terhadap konsep
maksimalisasi, kita tidak bermaksud mempertanyakan validitas sejumlah prinsip
yang sudah jelas. Rangkaian tindakan yang menurunkan biaya tanpa mempengaruhi
elemen yang lain, seperti pangsa pasar, adalah hal yang masuk akal. Sama masuk
akalnya juga adalah rangkaian tindakan yang meningkatkan biaya dengan proporsi
lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kenaikan pendapatan, seperti
peningkatan dalam anggaran untuk iklan. Prinsip-prinsip ini, dalam semua kasus
yang ditunjukan diatas , mengasumsikan bahwa rangkaian tindakan itu etis dan
konsisten dengan tujuan-tujuan perusahaan yang lain.
Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan
untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak
manajemen untuk mengambil resiko. Tingkat pengambilan risiko sangan bervariasi,
tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen.
Akan tetapi, selalu ada batas atas; sejumlah organisasi perusahaan serta
terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab manajemen adalah menjaga
asset-asset perusahaan, sedangkan profitabilitas menjadi tujuan kedua. Sebagian
besar krisis keuangan yang terjadi di Asia selam tahun 1996-1998
bisa dilacak dari fakta bahwa bank-bank di Asia telah memberikan pinjaman
kelihatannya sangat menguntukan tanpa memperhatikan tingkat resiko yang
dihadapi.
Pendekatan Banyak
Stakeholder
Organisasi-organisasi terlibat dalam
tiga jenis pasar: pasar modal, pasar produk, dan pasar factor. Sebuah
perusahaan mencari dana melalui pasar modal, dimana para pemegang saham
public merupakan konstituennya yang
sangat penting. Perusahaan menjual barang dan jasa di pasar produk, di mana
para konsumenlah yang menjadi konstituennya. Sementara perusahaan berkompetisi
untuk memperoleh sumber daya seperti sumber daya manusia dan bahan-bahan mentah
di pasar factor, di mana yang menjadi konstituennya utamanya adalah pegawai
perusahaan dan pemasok serta berbagai komunitas yang menyediakan sumber daya
dan menjadi tempat beroperasinya perusahaan.
B. Konsep Strategi
Walaupun definisi berbeda satu sama
lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap
organisasi dikelola dengan baik mempunyai satu strategi atau lebih walaupun
mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit.
Strategi-startegi
perusahaan
|
Cocokkan
kompetensi dengan peluan eksternal
|
Keunggulan dan
kelemahan
Identifikasi
kompetensi inti
|
Peluang dan ancaman
Identifikasi
peluang
|
Analisia
internal
Peng. Teknologi
Peng. Manufaktur
Peng. Pemasaran
Peng. Distribusi
Pengetahuan logistik
|
Analisis
lingkungan
Pesaing
Konsumen
Pemasok
Regulator
Social/politik
|
Tampilan 2.2: Perumusan
Strategi
Perusahaan meningkatkan
strateginya dengan mencocokkan kompetensi intinya dengan peluang industri.
Tampilan diatas menggambarkan secara sistematis pengembangan strategi.
Strategi dapat ditemukan pada dua
tingkatan: (1) strategi untuk organisasi keseluruhan, dan (2) strategi untuk
unit bisnis dalam organisasi. Sekitar 85% perusahaan industry Fortune 500 di AS memiliki lebih dari
satu unit bisnis dan sebagai akibatnya merumuskan strategi pada kedua
tingkatan.
Tingkatan
strategi
|
Isu
strategi kunci
|
Opsi
Strategi Generik
|
Tingkatan
Organisasi Primer yang terlibat
|
Corporate level ( tingkat
korporat/organisasi keseluruhan)
|
Apakah kita ada dalam bauran industry
yang tepat?
Apa industry atau subindustri yang
harus kita masuki?
|
Industru tunggal.
Diversifikasi yang berhubungan.
Diversifikasi yang tidak berhubungan.
|
Kantor korporat
|
Business unit level (tingkat unit
bisnis)
|
Apakah yang seharusnya menjadi misi
dari unit bisnis tersebut.
Bagaimana unit bisnis harus bersaing
untuk mewujudkan misinya ?
|
Membangun.
Mempertahankan.
Memanen.
Menjual.
Biaya rendah.
Diferensiasi.
|
Kantor korporat dan manajer umum unit
bisnis
Manajer umum unit bisnis
|
Tampilan 2.2: Dua Tingkatan
Strategi
Walaupun pilihan strategi
berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda, ada kebutuhan yang jelas untuk
konsistensi dalam strategi di seluruh tingakatan unit bisnisdan organisasi
keseluruhan (korporat). Tampilan 2.2 berisi rangkuman keprihatinan strategi pada
tingkatan organisasi dan opsi strategi generik (umum).
C. Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai
keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat. oleh karena itu, strategi
korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di
mana sebaiknya bersaing dan bukannya bagaimana
bersaing dalam industry tertentu; yang merupakan strategi unit bisnis. Pada
tingkat korporat, masalahnya adalah (1) definisi bisnis di mana perusahaan akan berpartisipasi, dan
(2) penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut. Analisis strategi
tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan
ditambah, bisnis akan dipertahankan, bisnis akan ditekankan, bisnis yang akan
dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didevestasi (dijual).
Pada tingkat korporat, salah satu
dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategi berbeda adalah tingkat
jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Perusahaan-perusahaan dengan industri tunggal
(Mc
Donald’s, Wrigley)
Keterkaitan (Procter & gamble, Dow-Corning)
Berhubungan
(Textron)
Rendah Tingkat Diversifikasi Tinggi
Tampilan
2.3: Strategi tingkat Korporat
Penyajian
Grafis dari Strategi Korporat yang Generik
Salah satu sumbu dalam tampilan 2.3
– Tingkat divesifikasi- berhubungan
dengan jumlah industri di mana perusahaan tersebut beroperasi. Pada satu
ekstrem, perusahaan mungkin memiliki komitmen total pada industri. Perusahaan
yang menggunakan strategi industri tunggal meliputi Maytag (peralatan rumah tangga besar), Wrigley (permen karet), Perdue
Farms (unggas), dan Nucor (baja).
Perusahaan industri tunggal menggunkan kompetensi intinya untuk mencapai
pertumbuhan dalam industri tersebut.
Perusahaan dengan Diversifikasi yang
Tidak Berhubungan
Pada ekstrem yang lain, ada perusahaan,
seperti Textron, yang beroperasi dalam industri yang berbeda.
Sumbu lain dalam tampilan 2.3 – tingkat keterkaitan- mengacu pada
hakekat hubungan sinergi operasi lintas unit bisnis. Dalam kasus Textron,
kecuali dalam hal transaksi keuangan, unit bisnisnya hanya memiliki sedikit
sekali kasamaan umum. Hanya sedikit sinergi operasi lintas unit bisnis dalam
Textron. Markas besar Textron berfungsi seperti perusahaan induk, yang
memberikan pinjaman uanga kepada unit bisnis yang diperkirakan akan menghasilkan
pengembalian keuangan yang tinggi. Perusaha-perusahaan seperti ini disebut
sebagai perusahaan dengan Diversifikasi tidaka berhubungan atau konglomerasi.
Konglomersi tumbuh khususnya melalui akuisisi.
Perusahaan dengan Diversifikasi yang
Berhubungan
Kelompok
lain terdiri dari perusahaan yang berioperasi dalam sejumlah industri yang
bisnisnya saling berhungan satu sama lain melalui sinergi operasi. Perusahaan-perusahaan
ini disebut sebagai Perusahaan dengan
Diversifikasi yang Berhubungan.
Sinergi
operasi terdiri dari dua jenis hubungan lintas unit bisnis: (1) kemampuan untuk
membagi sumber daya umum, (2) kemampuan untuk membagi kompetensi inti umum.
Salah satu cara dengan mana perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
menciptakan sinergi operasi adalah dengan membuat atau lebih unit bisnis
menggunakan sumberdaya yang sama seperti kekuatan penjual, fasilitas
manufaktur, dan fungsi perbekalan. Penggunaan sumber daya yang sama secara
bersama-sama seperti ini membantu perusahaan untuk memperoleh manfaat dari
skala dan runag lingkup ekonomis.
Karakteristik kunci lainnya dari
perusahaan dengan divertifikasi yang berhubungan adalah bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kompetensi inti yang bermanfaat bagi
banyak unit bisnis perusahaan. Perusahaan saperti ini tumbuh dengan cara
meningkatkan kompetensi inti yang dikembangkan dalam salah satu bisnisnya saat
perusahaan melakukan diversifikasi ke
bisnis lainnya.
Kompetensi
Inti dan Diversifikasi Korporat
Penilitian telah menunjukan bahwa,
secara rata-rata, perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mencapai
kinerja tertinggi, perusahaan dengan industri tunggal mencapai kinerja terbaik
kedua, dan perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan tidak
mencapai kinerja yang baik dalam jangka waktu panjang. Hal ini disebabkan karena
markas besar korporat, dalam perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
mempunyai kemampuan untuk mentransfer kompetensi inti dari satu unit bisnis ke
unit bisnis lain. Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai kinerja yang llebih tinggi dan menambah nilai yang
signifikan bagi pelanggan. Oleh karena itu, pertumbuhan berbasis-kompetensi dan
diversifikasi mempunyai kompetensi untuk berhasil.
Implikasi dari Desain Sistem
Pengendalian
Strategi
korporat adalah datu rangkaian dengan strategi industri tungga di satu ujung spectrum dan diversifikasi yang tidak berhubungan di ujung lain (diversifikasi yang berhubungan ada
ditengah spectrum). Syarat perencanaan dan pengendalian perusahaan yang
menggunakan strategi diversifikasi tingkat korporat (yakni, tingkat dan jenis
diversifikasi) begitu berbeda.
A. Misi Unit
Bisnis
Dalam
perusahaan dengan diversifikasi, salah satu tugas manajemen senior adalah
mengalokasikan sumber daya (anggaran), yakni membuat keputusan mengenai
penggunaa kas yang dihasilkan dari beberapa unit bisnis untuk mendanai
pertumbuhan dalam unit bisnis lain. Beberapa model perencanaan telah
dikembangkan untuk membantu manajer tingkat korporat dalam mengalokasikan
sumber daya secara efektif.
Contoh Misi Bisnis Unit
Model BCG (Boston Consulting Group’s) :
“Bintang” “Tanda
tanya”
Pertahankan Bangun
“Sapi
perah kas” “Anjing”
Panen Divestasi
|
Maksudnya
:
1. Bangun
Misi ini menyiratkan tujuan menambah
pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas
(contoh : bioteknologi merck, peranti elektronik Black and Decker).
2. Pertahankan
Misi strategis ini diarahkan pada
perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan
3. Panen
Misi ini mempunyai tujuan memaksimalkan
laba jangka pendek dan arus kas, bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar.
4. Divestasi
Misi ini menunjukkan suatu keputusan untuk
mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-perlahan atau penjualan
segera.
Dalam unit bisnis model
Boston Consulting Group (BCG), setiap unit bisnis ditempatkan dalam salah satu
kategori dari empat kategori tanda tanya, bintang, sapi perah kas, dan anjing
yang mewakili empat sel tersebut, yang mengukur tingkat pertumbuhan industri
pada satu sumbu dan pangsa pasar relatif pada sumbu lain.
BCG memandang
pertumbuhan industri sebagai indikator daya tarik relatif industri tersebut dan
pangsa pasar relatif sebagai indikator posisi persaingan relatif dari suatu
unit bisnis dalam bisnis tertentu.
Walaupun kurva
belajar merupakan alat analisis yang kuat, konsep tersebut memiliki beberapa
keterbatasan :
1. Konsep tersebut berlaku pada produk yang tidak
didiferensiasikan, dimana basis persaingan utama adalah pada harga. Walaupun
demikian pangsa pasar tinggi dan biaya rendah bukanlah satu-satunya cara untuk
berhasil, dengan menekankan pada keunikan produk dan bukan biaya rendah dapat
memperoleh laba tinggi.
2. Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam
teknologi proses mungkin mempunyai dampak yang lebih besar pada pengurangan
biaya per unit dibandingkan dengan volume kumulatif itu sendiri.
3. Kerja keras yang agresif untuk mengurangi
biaya melalui produksi terkumulasi dari barang yang terstandarisasi dapat
menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar.
4. Komitmen pada konsep kurva belajar dapat
sangat merugikan bila teknologi baru muncul dalam industri tersebut.
5. Pengalaman bukanlah satu-satunya pemiccu
biaya. Pemicu lain yang mempengaruhi perilaku biaya adalah : skala, lingkup,
teknologi dan kompleksitas. Perusahaan perlu dengan saksama mempertimbangkan
pemicu biaya relevan yang berlaku untuk mencapai posisi biaya rendah.
B. Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
Setiap unit bisnis
harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya.
Tiga pertanyaan yang saling berkaitan harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
keunggulan kompetitif unit bisnis. Pertama, apa struktur industri di tempat
unit bisnis beroperasi ? Kedua, bagaimana unit bisnis seharusnya
mengeksploitasi struktur industri ? ketiga, apa yang akan menjadi basis
keunggulan kompetitif unit bisnis ?
Michael Porter
mendeskripsikan dua pendekatan analitis yakni analisis industri dan analisis
rantai nilai.
1. Analisis Industri
Penelitian
mengungkapkan peran penting yang dimainkan oleh kondisi industri dalam kinerja
perusahaan individu. Studi menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas industri
sejauh ini merupakan prediktor paling signifikan dari kinerja perusahaan.
Menurutnya, sturuktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif
dari lima kekuatan persaingan :
a. Intensitas persaingan di antara para pesaing
yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan secara langsung adalah
pertumbuhan industri, perbedaan produk, jumlah dan keanekaragaman pesaing,
tingkat biaya tetap, kapasitas intermiten yang berlebihan dan kendala untuk
keluar dari industri.
b. Daya tawar pelanggan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli adalah jumlah pembeli, biaya peralihan pembeli,
kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan kembali, dampak produk unit bisnis
pada kualitas/kinerja produk pembeli, dan signifikansi unit bisnis bagi
pembeli.
c. Daya tawar pemasok. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah pemasok, kemampuan pemasok untuk
melakukan integrasi kedepan, kehadiran input substitusi dan pentingnya volume
unit bisnis bagi pemasok.
d. Ancaman dari barang substitusi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ancaman barang substitusi adalah harga/ kinerja relatif
barang substitusi, biaya peralihan pembeli dan kecenderungan pembeli untuk
menggunakan barang substitusi.
e. Ancaman pendatang baru yang masuk industri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kendala untuk masuk ke dalam industri adalah
persyaratan modal, askes terhadap saluran distribusi, skala ekonomis,
diferensiasi produk, kompleksitas teknologi dari produk atau proses, tindakan
balasan yang diperkirakan dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan
kebijakan pemerintah.
2. Keunggulan Bersaing Generik
Analisis
lima kekuatan merupakan titik awal untuk mengembangkan keunggulan persaingan
karena ini membantu mengidentifikasi kesempatan dan ancaman dalam lingkungan
eksternal. Dengan pemahaman ini, porter mengkalim bahwa unit bisnis mempunyai
dua cara generik untuk merespon terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal
dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan : biaya rendah
dan dideferensiasi.
a. Biaya rendah, kepemimpinan biaya rendah
melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, dampak kurva
belajar, pengendalian biaya yang ketat dan minimalisasi biaya (dalam beberapa
area seperti penelitian dan pengembangan, jasa, tenaga penjualan atau
periklanan).
b. Diferensiasi, fokus utama strategi ini adalah
melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis,
sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang
unik seperti loyalitas merk, pelayanan pelanggan yang unggul, jaringan dealer,
desain produk dan fitur produk.
Rantai nilai membantu
perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak hanya bagian dari
rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi. Pemasok dan pelanggan, pemasok
dari pemasok, serta pelanggan dari pelanggan mempunyai selisih keuntungan yang
penting untuk diidentifikasi dalam memahami pembentukan posisi biaya/
diferensiasi perusahaan.
Visi unit bisnis
adalah tujuan unik dari unit bisnis yang membedakan unit bisnis tersebut dengan
unit bisnis lainnya yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Visi
unit bisnis merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan
lama tentang keinginan atau tujuan unit bisnis. Visi ini mengandung filosofi bisnis
dari pengambil keputusan strategi unit bisnis, menyiratkan citra yang
dipancarkan unit bisnis, mencerminkan konsep diri unit bisnis dan
mengidentifikasikan bidang produk (barang, jasa, gagasan) utama unit bisnis
serta kebutuhan utama pelanggan yang dipenuhi unit bisnis. Secara ringkas, visi
unit bisnis menguraikan produk, pasar, teknologi yang diterapkan unit bisnis,
dan ini dilakukan sedemikian sehingga mencerminkan nilai dan prioritas dari
pengambil keputusan strategis unit bisnis. Sedangkan misi unit bisnis merupakan
operasionalilasi dari visi unit bisnis.
PT Astra Honda Motor salah satu unit bisnis PT. Astra International, mempunyai visi bisnis senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia. Sedangkan misi bisnisnya bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau.
PT Astra Honda Motor salah satu unit bisnis PT. Astra International, mempunyai visi bisnis senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia. Sedangkan misi bisnisnya bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar